Kemudian perlahan aku kulum puting susu mama yang sudah mengeras itu bergantian kiri dan kanan. Kumainkan dengan lidah, sesekali aku hisap hisap.
“Oouuhhh bob, bener bob gitu, emmhhh.. Gigit sayang puting mama.”Gumam mama. Aku menuruti perintah mama, kugigit gigit kecil ujung puting mancung mama, sedikit kutarik tarik, terlihat mama sangat suka kalau putingnya digigit gigit kecil.
“Auu.. Sayang, ahhh enak banget sayang, terusss bob.” Kulirik kepala mama mendongak keatas sesekali sambil menggigiti bibirnya, tangan mama pun tak hentinya mengelus menjambaki rambutku, aku sangat suka dengan dada mamaku yang mengkal ini, dada yang aku idam idamkan sejak lama, akirnya ku bisa menikmatinya juga.
Belum puas disitu, tanganku tidak tinggal diam, jari jemariku kuarahkan kebawah menuju celana mama, perlahan aku turunkan resleting mama, kubuka perlahan dan mulai aku loloskan celananya sedikit demi sedikit. Sambil tetap kukerjai buah dada mama, Setelah aku berhasil melucuti celana mama, sekarang tinggal celana dalam berwarna merah yang dikenakan mama, sengaja aku tidak melepas CD mama, aku singkapkan saja kesamping dan mulai aku mainkan memek mama yang sudah basah kuyup dengan cairan surga mama.
“Oohhh… Geli bob, maenin juga itilnya sayang.” Pinta mama.
“Hemm itil mama kenyal banget, enak ya ma kalo diginiin.” Pujiku sambil kugosok gosok itil mama.
“He’emm ahhh… Terussiinn sayang uhh nikmat banget sayang, kamu pinter banget puasin mama.”Racau mama.
Setelah berapa saat, ambil posisi diujung ranjang dan tubuh mama aku geser kebawah, aku lepas CD mama, kemudian aku kangkangin kaki mama lebar lebar, paha mama sangat putih dan mulus, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki is perfect.
“Ma? Mama tau gak? Kalo mama kayak gini kayak bintang film porno deh, bobby suka banget sama tubuh mama, mama gak nyesel kan ngelakuin ini sama bobby?”. Tanyaku disela sela keintiman kami.
“Huss.. Kamu tuh bob, masak mama kayak bintang film porno sih? berarti kamu sering nonton film porno ya? Hayo ngaku..” Protes mama sambil menggodaku.
“Loh jangan salah ma, bintang film porno itu tubuhnya malah bagus bagus ya ma, hehe, mama tau ajah, mana sih yang gak pernah ntn begituan ma, jaman sekarang lagi.” Balasku kemama,
“Udah ahh, mama malu bob dengernya, orang mama dah tua gini masakkk… Ouuhh… Pelan sayang, uhhh… Geli bob memek mama, kamu apain sih kok enak banget.” Belum selesai mama bicara, langsung kusambar belahan memek mama dengan sapuan lidahku, kujilati seluruh permukaan memek mama mulai dari itilnya, sampai lubang kewanitaan mama. Tak henti hentinya mama meracau, aku sengaja memancing mama perlahan lahan supaya mama bisa lebih binal, aku berusaha mengajak mama sedikit mengobrol tentang hal hal yang berbau porno disela sela keintiman kami.
“Memek mama bersih ya, gak ada bulunya, bob suka banget deh ma.” Pujiku kemama sambil jari telunjuku aku benamkan kedalam memek mama.
“Ouhhh yess.. Memek maa.. Auhhh.. Sayang mama gak tahan, uh yeess.. Enak sayang” ceracau mama ketika jariku semakin dalam dan aku korek korek didalam memek mama, sedangkan tangan kiriku aku gunakan untuk memilin milin puting mama.
Setelah itu, mama aku suruh untuk ambil posisi doggy. Kupegang bongkahan pantat mama yang sangat besar, aku remas remas bokong mama yang putih mulus dan berdaging itu. Sesekali aku cium dan aku jilat, pantat itu sungguh bikin aku gemas. Pantat sebesar itu sungguh sangat sexy.
Karena sudah tidak sabar, aku ambil posisi dibelakang mama dan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama, sangat terasa nikmat dan lengket serta kenyal rasanya.
“Ma, bobby masukin ya kontol bobby.” Tanyaku ke mama.
“Masukin sekarang sayang, memek mama sudah gatal pengen digaruk kontol kamu tuh.”Jawab mama semakin nakal.
“Idih mama sekarang mulai nakal juga ya,” balasku.
“Kan kamu yg ngajari sayang, kamu suka kan kalo mama ngomong nakal gt?” Jawab mama, akirnya mama sudah mulai terbiasa dengan kata kata seperti itu, aku sangat senang mendengarnya.
Perlahan aku mulai memasukan ujung kontolku ke memek mama, sambil aku remas remas bongkahan pantat sexy itu.
“Slluupp…” Masuk sebagian kontolku kedalam memek mama, ku ulangi dan semakin dalam aku masukan, terasa sangat dalam sekali lubang itu, menjepit dan menghisap saat aku tarik kontolku setengahnya.
“Enak sayang, entotin mama sayang, lebih cepat sayang.”Pinta mama.
Kemudian aku menaikan ritme kocokan kontolku kedalam memek mama, cairan bening terus mengalir dari memek mama, semaking licin dan semakin nikmat jika disodok lebih dalam. Kulihat mama sedang merem melek saat aku percepat kocokanku.
“Ohhhh.. Yess.. Yes .. Ohh.. Lagi sayng, trus.. Ahh… Entotin mama sayang, puasin mama sayang.” Gumam mama tak henti hentinya. Keringat mulai bercucuran, tubuh mama dan tubuhku kini berbalut keringat nikmat, indah sekali tubuh mamaku ini jika dilihat dari posisi belakng dengan posisi doggy.
“Plakk.. Slup.. Slupp.. Slup.. Plakk.. Ohhh ma, memek mama enak banget, kontol bob jadi geli.” Aku tampar tampar pantat mama sembari kukocok kontolku lebih cepat. Kami berdua bagai anjing kesetanan, seisi ruangan terasa semakin memanas, hujaman demi hujaman kontolku membuat suara berkecipak didalam kamarku.
Kemudian setelah beberapa saat, aku peluk tubuh mama dari belakang dan aku tegakan tubuh mama, kuremas remas buah dada mama dari belakang sambil kuentot memeknya. Kuciumi leher mama dan mama membalas dengan ciuman dasyatnya kearahku dari samping, kedua tangan mama diarahkan kebelakng menjambak rambutku, sakit sudah tidak aku rasakan, karena hanya rasa nikmat yang kami rasakan saat itu.
Hampir 15 menit aku entotin mama dari arah belakang, sekarang aku minta mama untuk duduk diatasku yang sedang terlentang. Ya benar, kami sekarang dalam posisi WOT. Dengan posisi ini aku bisa merasakan hujaman memek mama dan aku bisa memandangi seluruh tubuh sintal mama serta mengekploitasi big boob mama.
Mama semakin binal, karena mama sekarang dalam posisi jongkok dan sibuk menghujam hujamkan tubuhnya naik turun, kedua telapak tangan mama bertumpu diatas dadaku, mama aktif bekerja sedangkan aku sibuk menikmati genjotan si mama dan meremas remas dada besarnya.
“Ouuu.. Ye.. Ummm.. Ahhh… Fuck, yess.. Yes yes.. Ahhh..” Mulut mama tak henti hentinya meracau. Ini semakin membangkitnya gairahku. Akirnya aku imbangi dengan sentakan sentakan keras seirama dengan gonjotan mama.
“Ohh damnn.. Fuckk, bitch.. Ohh..” Ceracauku tak mau kalah dengan mama. Mama bak kesetanan, mulutnya yang tidak bisa diam aku sumpak dengan jari jariku.
Dari arah bawah kuperhatikan wajah mama, wajah yang sangat cantik, wajah itu adalah wajah mama kandungku yang sedang sibuk menggenjot tubuhnya diatas tubuh anak kandungnya sendiri. Sungguh perasaan yang aneh. Tak kusangka ini terjadi dan dia adalah mamaku sendiri. Sesaat setelah itu aku dekap mama, dan menghentikan gerakan kami. Kucium bibir mama dengan lembut, kubelai belai pipinya dengan kedua telapak tanganku, nafasnya terburu dan detak jantungya berdebar kencang. Kontolku masih tertancap dalam memek mama.
“Ma, makasih ya ma sudah memberikan tubuh mama sama bobby.” Tiba tiba saja kata kata itu keluar dari mulutku. Mama tercengan serta menghentikan ciumanya, dan terlihatlah wajah bersemu dengan mata berkaca kaca disertai senyum indah dari mama.
“Asal bob senang mama rela apa saja untuk anak mama, tubuh ini sekarang seutuhnya untuk bobby, bobby boleh pakai sesuka bobby.” Balas mama dengan nada lembut. Aku sangat senang, damai rasanya dibenaku mendengar kata kata itu dari mama.
“Bob sayang mama, mama adalah kekasih bobby mulai sekarang, bobby tidak akan cari pengganti mama, selamanya hanya ada bobby dan mama.” Balasku sambil membelai rambut mama dengan lembut, kuhapus air mata mama. Romantis sekali, suasana menjadi hening dan tenang disela sela pergumulan panas ini.
“Makasih sayang, mama gak nyesel pernah ngelakuin ini sama bobby, karena mama sayang sekali sama bobby, jika bob mau, bobby boleh hamilin mama, mama mau mengandung anak dari bobby!” Tegas mama.
Kaget bukan main, mama selalu memberiku kejutan kejutan besar yang tak pernah aku duga. Ada rasa bersalah bercampur dengan bangga dalam benaku. Tak kusangka mama ternyata memberikan seluruh hidupnya untuku.
“Maafkan aku mama” kataku dalam hati.
“Hey.. Kok diem sayang?” Kata mama, menyadarkanku dari lamunan.
“Ma? Mama gak becanda kan? Mama serius?” Tegasku.
“Heeemmmm… Serius gak ya.” Canda mama sembil menatapku tajam.
“Tu kan.. Mama ni ada da aja deh, bobby jadi takut ni ma, gimana nanti kata papa.” Balasku.
“Bob, mama udah jatuh cinta sama bobby, gpp kan kalo mama punya buah hati dari orang yang mama cintai? Papa tidak akan tau asalkan kita tetap menjaga rahasia ini.” Jawab mama meyakinkanku.
“Bobby juga cinta sama mama, bobby mau kok memberikan anak untuk mama.” Jawabku.
” Huuuffff… Hamilin mama sekarang bob, mama sudah siap, mama sudah pikirkan ini matang matang sejak lama, mama sudah persiakan, mama juga sedang masa subur sekarang.” Balas mama dengan menarik nafas panjang.
“Baik, jika ini kemauan mama, bobby penuhi keinginan mama.” Kujawab sambil mengenggam kedua telapak tangan mama.
Aku sudah siap, apapun resikonya kami berdua akan menghadapinya. Setelah aku yakin, kemudian aku mencabut kontolku yang sedari tadi memang masih terbenam didalam memek mama. Setelah itu aku posisikan mama terlentang kulebarkan kakinya, perlahan aku masukan kontolku yang masih tegang, kugenggam kedua telapak tangan mama erat erat, kulihat senyum bahagia diwajah mama, kumasukan dan kukeluarkan kontolku perlahan dan aku siap memberikan anak untuk dia,mamaku. Kudekati wajah mama, aku bisikan kata kata penuh kasih sayang kepadanya.
“Aku sayang mama, ini untuk mama.. Emhh…. Emmhhh.. Emmhhhh..” Kutekan dalam dalam kontolku serta kedua kaki mama disilangkan kepinggangku kemudian ditekanya tubuhku supaya kontolku semakin dalam menyentuh pintu rahimya dan, menyemburlah benih benih anaku untuk mamaku . Aku tak sanggup melihat wajah mama, hanya kudengar erangan dan suara lirih dan isakan tangis bahagia darinya.
“Eeemmmmhhhhhhh… Bobbb…,” hanya itu yang kudengar dari mulut mama.
Kami berdua terdiam, aku peluk tubuh mamaku erat erat, tidak ada satu kata keluar dari mulut kami berdua, jantung mama terasa berdetang sangat keras, aku yakin mama juga merasakan sebaliknya. Belum berani aku bangkit dan menatap wajah mamaku, hingga berapa saat aku mendengar kata lembut dari mama.
“Makasih sayang,”
Bersambung…