Akirnya sore itu aku terbangun, sedangkan kulihat mama masih pulas dalam tidurnya sambil memeluku, kubelai rambut mama sambil memandangi wajah cantiknya. Dia sangat cantik, bahkan saat tidur pun kecantikanya tidak memudar.
“Oh tuhan apa yang sudah aku lakukan, aku sudah menanam benih dalam rahimnya, dia adalah mama kandungku sendiri” Aku sangat merasa bersalah kala itu. Sekarang tinggal masalah waktu, apa yang akan aku lakukan nanti jika mama benar benar hamil dan mengandung anakku sendiri. Aku masih belum percaya dengan yang sudah terjadi. Lama aku melamun sendiri, kepalaku agak sedikit pusing dibuatnya.
Akirnya karena sudah terlalu sore aku mulai membangunkan mama dari tidurnya.
“Sayang Bangun..” Kataku sambil mengelus kening mama, bahkan aku sekarang berani memanggil mama dengan kata “sayang”. Tentu aku hanya berani memanggil demikian jika hanya sedang berdua saja.
“Udah sore ma, waktunya mandi.” Kataku sambil membangunkan mama.
“Heeemm…. Udah sore ya, jam berapa sayang sekarang?” balas mama sambil mengucek ucek matanya.
“Udah jam 5 tu ma, mandi yuk ma biar seger.” Ajaku pada mama.
Sore itu kami mandi berdua dikamar mandiku. Selesai mandi, mama aku suruh tetap dikamarku, dan aku ambilkan pakaian ganti dari kamarnya, tentunya secara diam diam, takut kalau ketauan si bibi. Bisa bisa dia laporan sama papa kalo mama seharian dikamarku. Memang hari ini mama seharian dikamarku, cuman si bi yanti taunya mama sedang keluar rumah. Aku yang memberi tau bi yanti kalo mama sedang keluar rumah, itupun yang mama perintahkan padaku.
Advertisement
Setelah kondisi dirasa aman, mama keluar dari kamarku, aku masih didalam kamar merapikan kamarku yang masih acak acakan setelah pergulatan tadi siang antara aku dan mama.
Malam itu, kulihat mama sedang santai diruang keluarga. Kuhampiri mama dan duduk disampingnya.
“Mama udah makan? Tanyaku sambil celingak celinguk.
“Udah sayang, kenapa kok kayaknya gelisah gitu?” Balas mama.
“Gpp ma, cuma memastikan keadaan,hehe..” Jawabku sambil mendekatkan posisi duduku dengan mama.
“Hayo, Memang kamu mau ngapain lagi bob? Kan tadi siang mama udah kasi jatah.” Goda mama sambil mencubit pahaku.
“Huss, mama nih.. Pelan pelan tar ada yang dengerin lo, emm ya bibi gak curiga kan ma?” Tanyaku ke mama.
“Aman sayang, kamu tenang aja.” Tegas mama meyakinkanku.
“Trus papa jadi pulang besok ma?” Tanyaku lagi sambil memperhatikan perut mama.
“Palingan nanti malem papa udah sampe rumah, biasanya kan juga gitu. Ngomong ngomong dari tadi kamu merhatiin perut mama terus deh,” balas mama sambil memegang megang perutnya.
“Emm gak ma, bobby masih gak percaya kalo didalam perut mama sekarang ada anaknya bobby.” Kataku sambil mengelus perut mama.
“Anak kita sayang, kan bikinnya berdua, masak anak kamu aja sih. Kemungkinan sih mama yakin hamil sayang, soalnya sekarang mama sedang masa subur, jadi kemungkinan besar mama akan hamil kalo berhubungan badan, apa lagi kalo dikeluarkan didalam.” Tegas mama.
“Emm gitu ya ma, kapan ma bobby bisa taunya kalo mama positif hamil?” Tanya ku.
“Sabar sayang, seminggu lagi kita tes ya, kalo positif kamu akan jadi ayah tahun depan,” tegas mama.
“Makasih sayang, kita akan merawat anak kita ini sampai besar, dan cuma bobby dan mama saja yang tau.” Kataku sambil mencium perut mama. Dan kemudian kepalaku kuletakan dipaha mama sambil mengelus elus perut mama.
“Iya sayang, hanya kita yang tau kalo ini anak mama dan bobby.” Tegas mama.
Malam itu aku habiskan waktu bersama mama diruang keluarga sambil ngobrol sambil menonton acara televisi. Tak terasa malam sudah larut, kulihat mama sudah berkali kali menguap, aku antar mama menuju kamarnya. Malam itu kami tidur terpisah, karena malam ini papa akan tiba.
Pagi itu aku terbangun, kulihat papa sudah tiba dirumah. Seperti biasa, kalo dirumah setiap pagi papa selalu menghabiskan waktu paginya diteras samping rumah, didepan ruang dapur dengan segelas kopi dan bacaan koran ditemani teman setianya, laptop. Papa memang orang sibuk, bahkan dihari liburnya pun masih disempatkan mengurusi urusan kerjaan.
Sedangkan mama kulihat sedang sibuk memasak didapur, bibi mensetrika pakaian diteras samping rumah, tepatnya disebelah papa yang sedang sibuk mengutak atik si laptop. Kuperhatikan mama sedang memotong motong kentang diatas meja dapur, mama tersenyum kearahku saat aku masuk kedapur, senyum mama sangat tidak biasa, senyum genit yang terlihat setengahnya meledeku, tentu saja aku tak mau kalah, aku balas senyuman itu dengan kecupan manis dibibir mama sambil aku elus elus perut mama. Kulihat papa sedang duduk dikursi sedangkan bibi sedang mensetrika disebelah papa, kadang sesekali kulihat bi yanti dan papa sedikit ngobrol, cuma tidak terdengar olehku karena terhalang oleh jendela kaca besar antara dapur dan teras yang berada disamping rumah tersebut.
Setelah itu kutinggalkan mama yang sedang memasak didapur, kemudian aku keluar menuju teras didepan dapur untuk menyapa papa.
“Pulang jam berapa semalem pa?” Tanyaku membuka obrolan.
“Eh, udah bangun bob? Jam berapa ya, hampir tengah malem kayaknya, kata mama kamu baru saja tidur waktu papa sampai rumah.” Jawab papa.
“Oh, iya pa. Libur berapa hari pa?” Tanyaku lagi.
“Papa cuma sebentar bob, paling dua sampai tiga hari ini aja papa dirumah. Oh iya, trus gimana dengan sekolah kamu?” Tanya papa balik.
“Lancar kok pa, em.. Bobby bantuin mama masak dulu ya pa?” Kataku sedikit beralasan.
“Nah gitu dong bob, cowok itu juga harus tau paling gak sedikit tentang dapur, ya sudah sana bantuin mama.” Jawab papa sambil sedikit menuturiku.
Pagi itu memang aku sedikit horny melihat mama. Aku pengen sedikit berbuat nakal, pertama tama aku akan menggoda mama, toh mama juga tidak akan menolaknya.
“Mau bob bantuin ma?” Rayuku sambil mengambil sayuran disamping mama.
“Haha.. Kamu tu, jangan basa basi dah bob, mama sudah baca pikiran kamu tuh, dasar anak nakal.” Balas mama sambil melirik kearah teras, dimana papa masih sibuk dengan laptopnya dan si bi yanti masih mensetrika.
“Mama tau aja, bob lagi pengen nih ma, bentar aja yuk ma?” Rengeku sambil merapatkan tubuhku dan tubuh mama kudekap dari belakang.
“Tuhh.. lihat ada papa, ada bibi juga, kamu berani apa memangnya?” Balas mama sambil tetap memotong motong sayuran. Terlihat dari ekspresi mama tidak ada penolakan, dan akirnya aku semakin berani.
“Kata siapa gak berani, mama berani gak?” Rayuku ke mama sambil kuelus buah dada mama dari belakang, saat itu mama hanya membalasnya dengan senyuman. Pagi itu mama memasak masih mengenakan pakaian tidur terusan dengan ikatan tali dipinggang, lengkap dengan CD dan bra. Kuperhatikan kearah depan, papa dan bibi masih sibuk dengan kerjaanya masing masing, sedangkan aku juga sedang sibuk menggerayangi tubuh mama.
“Ehh.. Ssttt… Geli sayang.” Desah mama.
Kemudian aku keluarkan kontoku dari celana boxer yang aku pakai dan aku tempelkan dibelahan pantat mama yang masih tertutup baju tidur.
“Ma, baju sama CDnya mengganggu deh, kontol bobby sudah ON nih ma, bobby masukin dari belakang ya ma?” Bisikku ditelinga mama. Karena mama berpakaian lengkap, aku agak kesulitan saat menyelipkan kontolku disela celana dalam mama, belum lagi posisi mama yang berdiri membelakangiku.
“Duh susah ni ma bobby masukinya, celana dalam mama ketat banget sih, ambil posisi yang enak yuk ma?” Rengekku.
“Ihh mama harus selesein masak dulu sayang, nanti gimana kalo papamu keburu kelaparan, lagian kamu tuhh kalo lagi pengen ngentotin mama ya usaha dong sayang, kan kamu yang kepengen, mama sih masih sibuk.” Jawab mama sambil menolehkan kepalanya kearah belakang, kearahku sambil tersenyum menantang.
Karena gemas dengan tingkah mama, aku masukan kedua tanganku dari bawah kedalam baju tidurnya, kupelorotkan celana dalam mama, aku lepas dan kulemparkan dibawah meja dapur. Kini mama terlihat menggunakan baju lengkap dari luar tetapi sudah tidak mengenakan celana dalam lagi, perlahan aku lebarkan posisi berdirinya dengan menggeser belawanan kedua kaki mulusnya, kemudian aku basahi jari teluntuk dan jari tengahku dengan air liur dan kumasukan kedalam baju tidur mama dari bawah, kubasahi memek mama yang kenyal itu, kucari cari lubang memek mama dan mulai aku masukan dua jariku kedalam memek mama, posisiku saat itu sedikit merunduk dan siaga kearah depan untuk mengawasi keadaan, karena dengan posisi kami, aku dan mama dengan mudah melihat kondisi teras didepan dapur itu.
Perlahan aku tarik, aku masukan lagi, semakin lama semakin licin dan basah. Sepertinya mama mulai naik, aku lihat mama masih memotong motong wortel dengan mimik wajah sayup sayup, bibirnya kadang menganga kadang digigit gigitnya sendiri, mama tidak mendesah, atau mungkin sengaja menahan desahanya kali ini. Irama kocokanku semakin kupercepat, terkadang hal ini membuat mama menghentikan aktifitasnya sejenak untuk menikmati rangsanganku.
Sembari kukocok memek mama, sesekali aku perhatikan teras luar, Sempat aku dengar handphone papa berdering, kulihat papa sedang menerima telepon dari teman kerjanya. Aku sibuk dan tidak kuhiraukan papa. Kukecup leher jenjang mama, sesekali kujilati, kuelus dada besar mama dari dalam, sambil aku rogoh dengan tanganku satunya, terdengar suara papa sedang bicara dengan temanya itu, terus saja papa sibuk, aku juga sedang sibuk dengan mama dibelakangnya.
“Ma, dapat salam dari Randi, masih ingat kan?” Teriak papa dari luar, menyampaikan salam dari temanya yang sedang berbicara ditelepon.
“Oh I.. Iyaa pa, salam juga.” Balas mama sedikit gelagapan.
“Mama gak mau ngobrol juga sama randi?” Tanya papa lagi berteriak dari depan.
“Ehh.. Duuhhh… Mama belum bisa pa, bilang saja mama sedang sibuk ni pa, nanggung mumpung bobby lagi sem.. Semangat” balas mama dengan tersengal sengal.
“Oh ya sudah ma,” kemudian papa menyampaikan pesan mama tadi ketemanya.
“Ahh trus sayang, enak banget. Papamu gangguin konsentrasi mama saja, ahh.. Uhhh trus bob.” Protes mama.
“Mama nakal baget ya sama papa, nih ma rasain karena dah bo’ongin papa.” Balasku. Akirnya kupercepat kocokanku kememek mama dan kuremas dadanya secara brutal.
“Fuckkkk ahh, enak sayang, ouhhh..” Teriak mama pelan. Tanganku sudah lengket semua, penuh dengan cairan hangat dari memek mama, kukocok kontolku sendiri kuiringi dengan kocokan tanganku dimemek mama.
Setelah beberapa saat puas aku mengocok lubang memek mama, kemudian aku angkat kaki kanan mama diatas kursi, posisi mama sekarang berdiri dengan satu kakinya diletakan diatas kursi, posisi ini membuat memek mama sedikit terbuka dan memudahkanku untuk merangsang kewanitaan mama. Kusingkap baju tidur mama bagian bawah dari belakang, kemudian aku mulai memasukan kepalau kesana, aku lihat memek mama merekah, belahan memeknya terbuka karena posisi kaki mama sedikit mengangkang, lubang memek mama terluhat menganga, perlahan aku jilati paha mama bagian dalam kanan dan kiri bergantian, telapak tanganku meraba bokong dan betisnya.
Sesekali aku keluarkan kepalaku untuk mengamati konsisi didepan, saat kurasa aman aku ulangi lagi kerjaanku tadi, aku mulai menjilat bagian paling sensitif dari mamaku, mulai bibir memek mama, sampai itilnya tak luput dari sapuan lidahku. Kusedot itil mama kencang kencang, terasa bergetar dikaki mama, aku memegang kedua paha mama yang bergetar itu, kuhisap lagi dan kujilat jilat lubang intim mama.
“Ihhhh kamu apain memek mama sayang, ada papa lohh, nanti papa marah kalo tau kamu jilatin memek mama.” Gumam mama dengan kata kata binal. Aku tidak menjawabnya.
Setelah beberapa saat aku keluarkan lagi kepalaku dan kali ini ketika kepalaku hampir keluar dari dalam baju tidur mama, secepat kilat tangan mama mendorong kepalaku utuk masuk lagi kesana.
“Udah diam disitu aja bob, puasin mama. Mama yang awasin papa dan bi yanti.” Pinta mama sambil menekan kepalaku kememeknya, kembali aku jilati lubang memek mama, terkadang aku julurkan lidahku dan aku masukan kedalam lubang memek mama. Terlihat mama menikmati sekali rangsanganku kali ini. Sedikit bereksplorasi kumainkan itil mama mengunakan jariku sambil kutusuk tusuk lubang memeknya dengan lidahku. Karena tidak tahan akirnya desahan maut keluar dari mulut mamaku yang sudah dipuncak libido.
“Fuckkkkkk..!” Teriak mama.
Aku tak berhenti disitu, mendengar mama berteriak, lidahku kutusukan lebih dalam kelubang memek mama dan kukorek korek didalam lubang itu, itil mama tak lagi kuusap usap, melainkan aku jepit dengan ibu jari dan jari telunjuku dan kutarik sambil kuplintir plintir.
“Ouuhh damn, Fuckk.. Ohhh…” Teriak mama untuk kedua kalinya, akirnya mama menutup mulut mama menggunakan tanganya sendiri untuk mengendalikan suaranya. Tangan kiri mama memegang kepalaku seolah untuk lebih dalam memasukan lidahku kememeknya, semakin gencar aku merangsang memek dan itil mama, semakin bersemangat dibuatnya.
“Stop!” Teriak mama. Sambil menepuk kepalaku.
Aku kaget, sontak aku menghentikan gerakanku, dengan cepat aku keluarkan kepalaku dari bawah selangkangan mama dan berdiri. Kuusap mulutku yang belepotan cairan memek mama dan kubersihkan, Kulihat papa sedang berdiri didepan kursi tempat duduknya, dan berjalan kearah pintu dapur, aku berpura pura menata perabotan dapur yang berada diatas meja dapur, sedangkan mama kulihat sedang memotong bumbu bumbu untuk dimasak. Kami berdua berakting semaksimal mungkin supaya tidak terlihat ganjil didepan papa.
“Masih lama ma sarapanya?” Tanya papa.
“Emm bent.. Sebentar lagi pa, papa udah lapar ya?” Kata mama sambil sedikit gugup.
“Lumayan ma, mau papa bantuin juga ma biar cepet?” Balas papa.
“Gak usah pa, biar bobby aja yang bantuin mama.” Sahutku, sambil mengambil sayuran yang sudah dipotong mama tadi untuk aku cuci diwashtafel. Tak sengaja aku melirik kebawah, hampir mati kutu, CD mama yang ada dilantai bisa saja terlihat oleh papa, sedikit mengalihkan perhatian papa, mama aku beri kode. Kemudian aku menyempar CD itu kekolong meja, dan akhirnya kekacauan teratasi.
“Bentar pa, bentar lagi juga kelar masaknya, papa tunggu aja didepan biar bob bantuin mama.” Alasanku. Sambil memandang kearah mama, mama tidak menunjukan ekspresi apapun. Setelah itu papa kembali kedepan, kembali sibuk dengan kerjaanya.
“Hampir aja ma.” Katanku ke mama sambil mengelap keringat didahiku.
“Hihihi… Rasain, salah sendiri minta jatah gak lihat sikon.” Ledek mama lagi.
“Tu kan, bobby lagi dah.” Protesku.
“Duhh iya iya sayang, mama cuma becanda kok, ehh sayang? Nanggung nih, lanjut yuk.” Pinta mama. Sambil mengangkat satu kakinya, dinaikannya diatas kursi tadi dan menyingkapkan baju tidurnya yang bawah sampai punggung.
Karena waktu sangat sempit, aku gak mau buang buang waktu, akhirnya aku hentikan jilatanku kememek mama dan aku ambil posisi berdiri dibelakang mama, kutarik baju tidur mama yang bawah keatas sampai punggungnya, kuarahkan tontolku keselangkangan mama, kugesek, kutekan, kucari cari lubang memek milik mamaku.
“Uhhh masukin sayang, masukin kontol kamu, memek mama gatal sayang,” ceracau mama lirih. tanpa menunggu lama, aku lesatkan rudal perkasaku kedalam lubang surga mamaku.
“Slleeeppp… Ohhh..” Erangku menahan panas dari memek mama yang sedang memijat mijat kontolku dari dalam.
“Trus sayang, ohhh begitu trus sayang truss.. Emmhh enak banget sayang.” Rengek mama lirih. Kudekap mulut mama dari belakang seirama sodokan demi sodokan kontolku. Tangan kananku tak tinggal diam, kurogoh payudara mama dari bawah bagian depan dan kuremas remas sekuatnya, gemas sekali rasanya aku dengan dada mama, kuraba putingya dan kutarik tarik sembari kupelintir bergantian kanan dan kiri.
“Ohh fuckkk, yess uhh yess Emm ahh.. Trus sayang trus, puasin mama sayang,” ceracau mama lirih.
Sungguh sensasi luar biasa, ibu dan anak didapur sedang bergumul debelakang ayah dan suami yang sedang berada tepat didepan kami. Papa tidak sadar kalau dibelakang isterinya sedang dikerjai oleh anaknya sendiri.
Sentakan demi sentakan kuhujamkan kedalam memek mama, remasanku terhadap buah dadanya juga tak ku hentikan. Kontolku terasa mengeras, terasa ingin meledak, untuk kedua kalinya aku akan semburkan spermaku didalam memek mama, apalagi yang membuat aku semangat, ada papa dan bibi didepan sana. Aku sudah tidak tahan begitu juga dengan mama.
Advertisement
“Ma, bob keluarin sekarang ya?” Pintaku sambil memeluk tubuhnya dari belakang.
“Keluarin sayang, keluarin semua didalam memek mama,” pinta mama.
Akirnya kupercepat sodokan kontolku diimbangi dengan sentakan pantat mama dan akirnya kusemburkan semua isi kantong spermaku didalam memek mama, kusentak beberapa kali sampai membuat mama mendongak dongakan kepalanya.
“Puas sayang? Gimana rasanya ngentotin mama didepan papa? Kamu suka kan?” Kata mama sambil nafasnya memburu. Aku hanya membalas dengan anggukan kepala, sambil kuciumi leher mama. Kontolku mulai menyusul, kemudian mama memegang kontolku yang masih tertancap dimemeknya dan mencabutnya perlahan lahan, terlihat sebagian dari spermaku mengalir kepaha mama. Kemudian mama mengambil tisue dan menglapnya dan dibersihkanya.
Kurapikan celanaku, kuambilakn CD mama dan mama memakainya kembali. Sempat kami berciuman sebentar dan akirnya menyudahi pergumulan pagi ini.
“Makasih mama, eh isteriku sayang.” Kataku sambil memeluk tubuh mama dari belakng.
“Hehe.. Sama sama suamiku, isteri yang baik selalu melayani suaminya dengan baik juga.” Balas mama sambil mecubit hidungku dari depan.
Bersambung…